Sepasang suami istri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan tak cukup terang menerangi dagangan mereka. Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan, berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat. Siapa pula yang tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi. "Wahai suami istri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bisa menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini?"
Minggu, 23 Februari 2014
Home »
» Menggenggam Harapan.
Menggenggam Harapan.
Sepasang suami istri menggelar dagangannya di trotoar jalan. Saat itu petang turun terburu-buru. Lampu jalan tak cukup terang menerangi dagangan mereka. Di kanan kiri tumpukan puing-puing bongkaran pasar mengepung. Di depan, berlalu-lalang kendaraan dan langkah-langkah cepat. Siapa pula yang tertarik membeli? Namun, mereka berdua silih berganti menyapa dan menawarkan dagangan. Kaos anak warna-warni, setangan sebungkus tiga, rok kecil, dan entah apalagi. "Wahai suami istri pedagang, mengapa kalian yakin ada yang membeli dagangan itu. Bagaimana kalian bisa menjajakan barang di keremangan dan keriuhan seperti ini?"
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar bila itu menginspirasikan mu