Minggu, 23 Februari 2014

Temukan Ketenangan.




Coba anda lempar sebutir kerikil ke dalam telaga yang tenang. Berpusat dari tempat jatuhnya kerikil itu akan tercipta sebuah riak gelombang yang mengalun ke penjuru telaga. Kini, bisakah anda menghentikan laju riak gelombang itu? Mungkin anda mencoba dengan memasukkan telapak tangan anda ke dalam air. Atau. menghadangnya dengan ke dua belah kaki anda. Namun yang terjadi adalah semakin banyak anda melakukan sesuatu pada permukaan telaga, semakin banyak riak gelombang baru bermunculan. Satu-satunya cara menghentikan laju riak gelombang itu hanyalah dengan membiarkannya berhenti sendiri.

Demikian pula dengan ketenangan dan pikiran. Semakin keras anda melakukan sesuatu pada pikiran anda. semakin sulit anda mencapai ketenangan itu. Amati saja. Jangan tolak atau menghentikan riak pikiran anda. Biarkan pikiran berangsur-angsur tenang. Ketenangan diri dimulai dari ketenangan pikiran; sedangkan ketenangan pikiran bermula dari ketenangan bernafas. Dalam nafas yang tenang temukan jiwa yang tenang. 

Tahukah Anda !

 Minat luar biasa orang Jepang terhadap kereta api (mereka adalah penduduk yang paling sering naik kereta api di seluruh dunia), ternyata dimulai tahun 1850-an. Gairah mereka terhadap kereta api muncul hanya beberapa saat setelah Jepang membuka diri kepada dunia setelah kunjungan Komodor Perry ke pelabuhan Jepang.

Saat kunjungan kedua Komodor Perry ke Jepang, ia membawa serangkaian bingkisan bagi Shogun Jepang saat itu, Hitotsubashi (1837-1902), dan satu diantara sekian banyak bingkisan itu adalah sebuah model miniatur kereta api yang terdiri dari sebuah lokomotif, gerobak arang, serta gerbong penumpang -lengkap dengan rel selebar 18 inchi bergaris tengah 350 feet.Bingkisan ini digelar bagi masyarakat umum dan membangkitkan minat mendalam bagi orang Jepang masa itu.

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar bila itu menginspirasikan mu